- PENGERTIAN SYIAH
- SECARA BAHASA
Berasal dari kata: الأتباع artinya
pengikut, الأنصار : penolong.
Adz Dzohiri berkata:
و
الشيعة أنصار الرجل و أتباعه,
وكل
قوم اجتمعوا على أمر فهم شيعة.
"Syi'ah
adalah penolong dan pengikut seseorang, dan setiap kaum yang
berkumpul atas suatu urusan, maka mereka disebut Syiah."1
Az
Zubaidi berkata:
كل
قوم اجتمعوا على أمر فهم شيعة,
وكل
قوم عاون إنساناوتحزب له فهو شيعة له
زأصله من المشايعة زهي لمطاوعة و المتابعة.
"Setiap
kaum yang berkumpul atas suatu urusan, maka mereka adalah Syi'ah, dan
setiap kaum yang menolong manusia dan berkelompok kepadanya disebut
Syi'ah baginya. Aslinya adalah dari kata Al Musaaya'ah yang berarti
ketundukan dan mengikuti."2
Pemakaian
nama syi'ah (secara bahasa) dalam Al Qur'an:
- Yang bermakna Firqoh (kelompok), umat, jama'ah manusia.
Allah
Ta'ala berfirman:
"Kemudian
pasti akan kami tarik dai tiap-tiap Syi'ah siapa diantara meraka yang
sangat durhaka kepada Ar Rohman." (Qs. Maryam: 69)
Maksud
dari "tiap-tiap Syi'ah" adalah "dari tiap-tiap
kelompok, jama'ah dam umat."
- Yang bermakna firqoh
Allah
berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah dienNya
dan mereka menjadi Syiah tidak ada tanggung jawabmu sedikitpun
terhadap mereka." (Qs. Al An'am: 159).
Maksud
dari kata: "Mereka menjadi Syi'ah", adalah "golongan".
- Bermakna serupa
Allah
berfirman: "Dan sungguh telah kami binasakan "As Syi'ah"
dari kalian, maka adakah orang-orang yang mau mengambil
pelajaran."(Qs. Al Qomar: 51.
Maksud
dari kata "As Syi'ah dari kalian" adalah "yang serupa
dengan kalian dalam kekufuran, dari umat-umat terdaulu."3
- Bermakna pengikut, teman dekat, dan penolong.
Allah
berrfirman:
"Maka
didpatinya didalam kota dua orang laki-laki yang berkelahi, yang
seorang dari Syiahnya (bani isroil) dan seorang lagi dari musuhnya
(kaum fir'aun), maka orang yang dari golongan nya meminta
pertoloingan kepadanya untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya,
lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya."(Qs. Al Qoshos: 15)4
- SECARA ISTILAH
Dalam
mendefinisikan Syi'ah para ulama' berbeda pendapat:
- Syi'ah adalah setiap orang yang berwali kepada Ali dan Ahli Baitnya.
Sebagaimana
perkataan Al Fairuz Abadi:
"Sungguh
nama ini telah umum atas setiap orang yang berwali kepada Ali dan
Ahli Baitnya sehingga jadilah nama khusus bagi mereka."
2. Syi'ah adalah orang-orang yang menolong Ahli Bait dan meyakini
imamahnya Ali, sedangkan Khilafah orang sebelum beliau adalah
mendholimi beliau.
3. Syi'ah adalah setiap kelompok yang mengutamakan Ali dari pada
Ustman ra.
4. Syi'ah adalah setiap kelompok yang mengutamakan Ali atas Kholifah
Ar Rosyidin sebelumnya ra, dan ia berpendapat bahwa Ahlu Bait adalah
orang paling berhak menjadi Khilifah.
Dari keempat pendapat diatas, yang paling rojih adalah pendapt
keempat, karena kesesuainnya dengan ta'rif syi'ah yaitu suatu
kelompok yang mempunyai pemikiran- pemikiran dan idielogi.5
- AWAL LAHIRNYA
Para ulama' berselisih pendapat tentang kapan mulai munculnya
syi'ah. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Pendapat pertama: Bahwa syi'ah muncul sejak zaman Nabi Saw,
ketika mereka menyeru kepada persatuan dan kelompok Ali ra.
Pandapat
ini dijadikan dalil oleh Muhammad Husain Az Zainu dari Ulama' Syi'ah
dan lainnya. Dalil itu disebut juga oleh An Naubahti dalam kitab
firqohnya dan dita'kidkan oleh Al Khumaini pada masa kita sekarang.
Bahkan Hasan As Syairozi berpendepat: "Bahwa islam tak lain
adalah islam. Adapun islam dan Syi'ah adalah dua nama yang sama,
karena hakikat yang satu yang telah Allah turunkan dan telah
disebarkan oleh Rosululloh Saw."
Pendapat kedua: "Bahwa Syi'ah muncul ketika perang Jamal,
yaitu ketika Ali, Tholhah, dan Zubair saling berhadapan (berperang).
Pendapat
ini dijadikan dalih oleh Ibnu An Nadaim ketika berdalih: "Bahwa
orang-orang yang berjalan dan mengikuti Ali dijuluki Syi'ah mulai
saat itu."
Pendapat Ketiga: Syi'ah muncul pada saat perang siffin.
Ini
adalah pendapat sebagian dari ulama' Syiah, sebagimana pendapat Al
Khunsari, Abu Hamzah dan Abu Hatim, begitu juga para ulama' lainnya,
seperti Ibnu Hazm dan Ahmad Amin.
Pendapat keempat: "Syi'ah muncul pada akhir kepemimpinan
Ustman dan kuat pada masa Ali. Inilah pendapat Kamal Musthofa As
Syaibi, dia adalah orang Syiah, dia berpendapat bahwa Syi'ah muncul
setelah terbunuhnya Husain.
Pendapat Kelima: "Syiah muncul pada akhir kepemimpinan
Ustman dan kuat pada pemerintahan Ali.
Adapun pendapat pertama, yaitu yang mengatakan bahwa Syi'ah itu sudah
ada semenjak zaman Nabi, adalah pendapat yang melampaui batas,
bohong, dan tidak dapat diterrima oleh akal maupun ucapan, karena
Rosululloh saw diutus oleh Allah untuk mengeluarkan manusia dari
kedholiman menuju cahaya, dari peganisme kepada tauhid.
Muhammad
Mahdi Al Husaini As Syairozi berkata: "Meraka telah diberi nama
dengan nama ini oleh Rosululloh ketika beliau bersabda pada saat
pemberangkatan Ali Alahissalam (kemedan pertempurn). Sabda Rosululloh
saw: "ini ali dan Syi'ahnya (kelompoknya ) adalah orang-orang
yang beruntung." Ini adalah pendapat yang batil.
Adapun pendapat yang benar adalah pendapat yang ketiga _yaitu yang
berpendapatan bahwa syi'ah muncul setelah perang siffin – Yaitu
yang berpendapat bahwa Syi'ah muncul setelah perang siffin – yaitu
ketika pecahnya Khawarij dan berkumpulnya mereka di Nahrowen.
Rofidhoh lahir dipermukaan ketika seorang Yahudi bernama Abdulloh bin
saba' hadir dengan mengaku sebagi seorang muslim, mencintai ahlul
bait (keluarga nabi), berlebih lebihan dalam maenyanjung Ali Bin Abi
Tholib ra, dan mendakwahkan adanya wasiat baginya tentang
kekholifahannya, yang pada akhirnya ia mengangkatnya sampai ketingkat
ketuhanan.
Al Qummi pengarang buku Al Maqolaat wal firoq mengaku dan menetapkan
adanya Abdulloh bin saba' ini, dan menganggapnya orang yang pertama
kali menobatkan kepemimpinan Ali bin Abi Tholib serta munculnya
kembali (sebelum kiamat) disamping ia juga termasuk orang yang
pertama mencela Abu Bakar, Ustman dan para sahabat lainnya.6
Al baghdadi berkata: "Assabayyah adalah pengikut Abdulloh bin
Saba', yang berlebih-lebihan di dalam mengagungkan Ali bin Abi Tholib
ra, sehingga ia mendakwahkan sebagai seorang nabi, sampai kepada
peangakuan bahwa ia adalah tuhan". Padahal sebenarnyat ia adlah
seorang yahudi dari peanduduk hiroh, dan bearupaya menampakkan
keislamannya, denan demikian ia bisa maenempati kedudukan dan
kepemimpinan dia kufah, oleh karena itu ia mengatakan kepada penduduk
kufah bahwa ia mendapatkan dalam kitab taurot, bahwa setiap nabi
memiliki washi (seorang yang diawasiati untuk menjadi kholifah atau
imam). Dan Alilah orang yang mendapakan wasiat langsung dari Nabi
Muhammad Saw.
Asy Syahrostani menyebutkan tentang Ibnu Saba' bahwa: "Ia adalah
orang yang pertama kali memunculkan pernyataan tentang keimanan Ali
bin Abi Tholib dengan adanya wasiat tentang itu."
- SEBAB PENAMAAN SYI'AH DENGAN ROFIDHOH
Penamaan itu dinyatakan sendiri oleh pembesar mereka yang bernama Al
Majlisi dalam bukunya Al Bihar, ia menyebutkan empat hadist dari
hadits mereka sendiri.7
Dinamakan Rofidhoh karena mereka mendatangi Zaid bin Ali Al Husain
seraya berkata: "Tinggalkanlah Abu Bakar dan Umar, maka kami
akan bergabung bersamamu"! Kemudian Zaid menjawab: "Mereka
berdua adalah sahabat kakek saya, saya tak akan bisa tinggalkan
mereka, bahkan akan selalu bergabung bersama mereka dan berloyalitas
kepada mereka", Kemudian mereka berkata, "Kalau begitu kami
menolakmu", dari siniah kemudian mereka dinamkan Rofidhoh,
yang berarti golongan penolak. Adapun orang-orang yang
berbaiat dan setuju dengan Zaid diberi nama "Zaidiyah".8
Pernyatan diatas juga dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
dalam bukunya Minhajus Sunnah An Nabawiyah fie Naqdhil Kalam As
Syi'ah Wa Qodariyah, halaman 10, bab sebab penamaan syi'ah dengan
rofidhoh.
Dalam pendapat lain dikatakan, bahwa mereka diberi nama itu
dikarenakan penolakannya terhadap keimanannya Abu Bakar dan Umar9.
Pendapat lain juga menyatakan, bahwa dinamakan itu karena penolakanya
terhadap Agama.10
- MACAM-MACAM SEKTE ROFIDHOH DAN TOKOH-TOKOHNYA
Dijelaskan didalam kitab Daairtul Maarif bahwa Syi'ah ini
becabang-cabang menjadi lebih dari 73 sekte yang terkenal.11
Bahkan disinyalir sendiri oleh Mir Baqir Al Damad seorang rofidhoh
bahwa hadits yang menjelaskan tentang terbaginya umat menjadi 73
golongan adalah Syi'ah, dan yang selamat dari golongan itu adalah
"Syi'ah Al Imamiyah".
Dikatakan oleh Al Maqrizi bahwa golongan mereka berjumlah sampai 300
golongan.12
Disebutkan oleh Asy Syahrostani: "Bahwa Rofidhoh terbagi menjadi
lima bagian: "Al Kisaniyah, Az Zaidiyah, Al Imamiyah, Al
Gholiyah dan Al Ismailiyah.13
Al Bagdadi berkata: "Rofidhoh setelah masa Ali bin Abi Tholib ra
terbagi menjadi empat golongan yaitu, Az Zaidiyah, Imamiyah,
Kisaniyah, dan Ghulati.14Dengan
satu catatan bahwa Zaidiyah tidak termsuk kedalam golongan Rofidhoh,
melainkan Al Gharudiyah bagian atau sempalan dari Zaidiyah yang masuk
dalam Rofidhoh.
Adapun sebagian tokoh-tokoh yang masyhur dari kalangan mereka yaitu,
Ibnu Nu'man Al Muflid dan para pengikutnya seperti Al Karojki, Abil
Qosim Al Musi, dan Thusi. Mereka semua bukanlah orang yang pandai dan
pinter, namun mereka adalah pendustadan sangat bodoh.15
Pembagian dan penyebutan tokoh-tokoh ini tidak kami panjang lebarkan
karena akan mambutuhkan banyak tulisan dan kertas yang dibutuhkan dan
membutuhkan pembahasan tersendiri.
- BEBERAPA POKOK SESAT AQIDAH MEREKA
- Aqidah Bada'
Bada' artinya tampak atau munculnya pendapat baru.
Bada' dengan arti diatas berkait erat dengan didahuluinya
ketidaktahuan diatas dan munculnya pengetahuan baru, kedua sifat
tersebut mustahil bagi Allah, akan tetapi Rofidhoh menidsbatkan sifat
Bada' ini kepada Allah.
Ar Royan bin As Sholt berkata: "Saya pernah mendengar Ar Ridho
berkata: "Allah tidak mengutus Nabi kecuali diperintahkan untuk
mengharamnkan Khomer, dan diperintahkan untuk menetapkan sifat bada'
kepada Allah.16
Abu Abdillah berkata: "Seorang belum dianggap beriabadah kepada
Allah sedikitpun, sehingga mengakuai sifat bada' kepada Allah.17
Mereka menisbatkan siafat itu kepada Allah, padahal Dia yang maha
suci dari yang mereka sifatkan berfirman: قل
لايعلم من في السموات و الأرض الغيب إلا
الله
"Katakanlah:"tiadak ada seorangpun di langit dan di bumi
yang mengetahui perkara yang ghoib kecuali Allah." (Qs. An Naml
: 65)
Di balik itu mereka berkeyakinan dan beranggapan bahwa para imam
mereka mengetahui seluruh pengetahuan dan tidak ada yang samar
baginya.
- Aqidah mereka tentang sfat-sifat Allah.
Rofidhoh adalah yang pertama kali megatakan bahwa Allah berjism
(bertubuh seperti makhluk).
Syaikhul Islam berkata: "Bahwa yang mepelopori tuduhan ini dari
sekte rafidhoh adalah Hisyam bin Al Hakam18,
Hisyam bin Salim Al Juwailiqi, Yunus bin Abdurroman Al Qummy, dan Abu
ja'far Al Ahwal. Merka ini adalah para tokoh Syi'ah Itsna
'Asy'ariyah, yang pada akhirnya m,eareka menjadi sekte Jahmiyah yang
meniadakan sifat bagi Allah.
Ibnu Babawaih telah meriwayatkan lebih dari 70 riwayat yang
menyatakan, "bahwa Allah tidak di sifati ndengan waktu, tempat,
tingkah, gerak, pindah, tidak disifati dengan sifat-sifat yang ada
isi, tidak berupa materi, jisem dan bentuk."19
Sebagaimana juga mereka mengingkari turunnya Allah ke langit bumi,
ditambah lagi perkataan meeka tentang Al Qur'an bahwa ia adalah
makhluq, disamping itu mereka juga mengingkari akan melihat Allah Swt
di akherat nanti.
Disebutkan dalam buku Biharul Anwar bahwasannya Abu Abdillah Ja'far
Asah Shodiq pernah di tanya, apakah Allah bisa dilihat di hari
kiamat? Maka ia menjawab: "Maha suci Allah dan maha tinggi
setinggi-tingginya, sesungguhnya mata tidak bisa melihat kecuali
kepada benda yang memiliki warna dan berkondisi tertentu, sedangkan
Allah Dzat yang menciptakan warna dan yang menentukan kondisi.
Bahkan orang-orang syi'ah mengatakan; "Jika ada seseorang yang
menisbatkan kepada Allah, bahwa sebagian sifat Allah dapat dilihat,
maka seseorang tadi di hukumi murtad, sebagaimana yang disinyalir
oleh tokoh mereka Ja'far An Najfi dalam buku Kasyful Githa hal: 417
Pernyatan diatas semuanya bertentangan dengan nash-nash yang ada
dqalam Al Qur'an dan As Sunnah yaitu:
وجوه
يومئذ ناضرة (1)
إلى
ريهم ناضرة (2)
"Wajah-wajah (orang-orang beriman) pada hari itu berseri-ser.
Kepada tuhanlah mereka melihat."(Qs. Al Qiyamah: 22-23)
Kemudian dalil dari As Sunnah, yaitu hadist yang diriwayatkan oleh
Imam Bukhori dan Muslim dari Jarir bin Abdulloh Al Bajali ra, beliau
berkata:
كنا
جلوسا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم
فنظر إلى القمر ليلة أربع عشرة فقال :
إنكم
سترون ربكم عيانا كما ترون هذا,
لا
تضامون في رؤيته.
"Kami tidak pernah duduk bersama Nabi Muhammad Saw kemudian
beliau melihat bulan purnama pada malam 14, maka beliau bersabda:
"Kalian akan melihat Robb kalian dengan mata kepala, sebagaimana
kalian melihat bulan ini dan tidak bersusah-susah dalam melihat Nya."
Dan masih banyak lagi nash-nash yang berkenaan dengan itu, baik dari
Al Qur'an maupun As Sunnah.
- Aqidah Rofidhoh tentang Al Qur'an yang dijaga keorsinalannya oleh Allah.
Rofidhoh yang lebih akrab disebut dengan syi'ahmengatakan: "Al
qur'an Alkarim yang ada pada kita sekarang ini,ia bukan Al qur'an
yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, ia telah mengalami
perubahan, pergantian, penambahan dan pengurangan.
Muhammad bin Ya'qub Al kulaini berkata dalam bukunya Ushulul Kaafi
pada bab "mengumpulkan dan membukukan Al Qur'an hanya lah para
imam: "Diriwayatkan dari jabir, ia berkata,"Siapa yang
mengaku telah mengmpulkan AlQur'an dan membukukan seluruh isinya
sebagaimana yang diturunkan Allah, maka ia seorang pendusta, tidak
ada yang mengumpulkan dan yang menghafalkannya, sebagaimana yang
diturunan olehNya, melainkan Ali Bin Tholib dan para imam
setelahnya."
Syaikh Sayid Muhibudin Al Khotib berkata dalam risalahnya "Al
Khuthuth Al 'Aridhoh" beliau menyebutkan bahwa orang-orang
Syi'ah tidak yakin dengan AlQur'an yang sekarang ditangan kita telah
terjadi perubahan,penghapusan dan kekurangan.20
Kulani dan Qummi mendakwakan adanya ayat-ayat dan kalimat yang
dihapuskan dalam Al Qur'an yang ditangan kita sekarang ini. Beberapa
contoh ayat-ayatnya sebagai berikut:
1. Al kulaini oleh Kualini, Kitabul Hujjah: 1/414 cetakan Iran:21
ومن
يطع الله و رسوله (
في
ولاية علي و الأئمة بعده فقد فاز فوزا
عظيما )
2. Al Kafi Al Hujjah: 1/422:
سأل
سائل بعذاب واقع ,
للكافرين
( بولاية
علي ) ليس
له دافع
3. Al Kafi Al Hujjah: 1/417:
وإن
كنتم في ريب مما نزلنا على عبدنا (
في
ولاية علي )
4. Tafsir Al Qummi: 2/125:
وسيعلم
الذين ظلموا (
ال
محمد ) أي
منقلب ينقلبون
5. Al Kafi Al Hujjah: 1/424:
ولو
أنهم فعلوا ما يو عظون به (
في
علي )
6. Tafsir Nuruts Tsaqolain: 1/654:
يا
أيها النبي بلغ ما أنزل إليك من ربك (في
علي ), وإن
لم تفعل فما بلغت رساته.
Bahkan mereka juga mempunyai satu surat yang mereka yakini sebagai
salah satu surat dari surat-surat di dalam Al Qur'an, yang bernama
"Al Wilayah" jumlah ayatnya kurang lebih 43 ayat,
kesemua ayat itu hanyalah potongan-potongan ayat-ayat Al Qur'an. Bisa
dilihat dalam kitab "Menyingkap Aqidah syi'ah" Syaikh
Abdulloh bin Muhammad, hal: 74-81.
Mereka juga berkeyakinan bahwa ayat-ayat yang turun kepada Nabi,
berjumlah 17.000 ayat, sedangkan Al Qur'an yang ada pada kita hanya
berjumlah 6000 ayat lebih, pernyataan ini disebutkan oleh Al
kulaini22
dalam kitabnya Al Kafi.
- Aqidah mereka tentang para Sahabat Nabi
Aqidah mereka berpijak pada pencacian, pencelaan, dan pengkafiran
terhadap para sahabat.
Diriwayatkan dari Ja'far :"Semua sahabat sepeninggal Rosululloh
murtad kecuali tiga", kemudian saya bertanya kepadanya:
"Siapakah ketiga sahabat ini ?" Ia menjawab: "Al
miqdad bin Aswad, Abu Dzar Al Ghifari dan salman Al Farisi."23
Al Majlisi menyebutkan, "Bahwa Ali Bin Al Husain berkata kepada
sahayanya: "bagiku atas kamu hak pelayananm ceriratakan kepadaku
tentang Abiu Bakar dan Umar? Maka ia menjawab: "Merka berdua
adalah kafir, dan orang yang cinta kepadanya termasuk kafir juga."24
Dalam tasir Al Qummy surat An Nahl: 90 ditafsirkan dengan:
وينهى
عن الفحشاء والمنكر و البغي......
Mereka menafsirkan "Al Fahsya'" dengan Abu Bakar dan "Al
Munkar" dengan Umar dan "Al Baghyi" dengan Ustman.
Mereka orang orang syi'ah mengatakan dalam kitab "Miftahul
jinan": "Ya Allah, berikanlah sholawat kepada Nabi Muhammad
dan keluarganya sholawa, dan la'natilah kedua patung Quraisy, kedua
jibt (tukang sihir) dan thogutnya serta kedua anak perempuannya
(maksudnya: Abu Bakar, umar, Aisyah dan Hafshoh).25
Setiap 10 Muharom, mereka membawa anjing lalu diberi nama Umar, lalu
mereka semua memukulinya dengan tongkat dan melemparinya dengan batu
sampai mati. Kemudian mereka juga mendatangkan kambing betina, yang
dinamai dengan Aisyah, lalu mereka mencabuti buku-bulunya dan
memukulinya dengan sepatu sampai mati.26
Mereka juga merayakan kematian Umar ra (tanda senang dengan
kematiannya). Dan memberi penghargaan kepada orang yang berhasil
membunuh beliau, dengan gelar "Pahlawan Agama".
- Aqidah tantang Imam mereka.
Imam Ja'far Ash Shodiq berkata: "Kami adalah gudang Ilmunya
Allah dan kami penterjemah perintah Allah dan kami adlah orang yang
ma'sum, diwajibkan taat, dan dilarang menyelisihi kami, dan kami
menjadi saksi atas perbuatan manusia dilangita dan di bumi.27
Al khumaimi yang celaka berkata dalam salah satu tulisannya: "Bahwa
para imam mereka lebih utama dari pada para Rosul dan Nabi, mereka
juga memiliki kedudukan yang tidk tercapai oleh para malaikat dan
rosul.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "Rofidhoh menyangka
bahwasannya urusan agama kepada para pendeta, halal dan haram
hanyalah yang menuru mereka dan konsep keagamaan adalah yang mereka
syareatkan.28
- Aqidah Rofidhoh tentang Roj'ah
Menurut mereka Roj'ah yaitu kembali hidup setelah mati sebellum hari
kiyamat.
Al mufid berkata: "Syi'ah Imamiyah sepakat keharusan hidupnya
kembali sejumlah orang yang sudah mati..29
Syi'ah Imamiyah bukanlah yang pertama kali berkata bahwa, "Kembalinya
imam setelah wafatnya, namun kebanyakan kelompok Syi'ah menyatakan
bahwa sebagian imam mereka akan kembali setelah wafatnya. Disamping
itu Syi'ah Imamiyah mempunyai aqidah ain tentang Roj'ah, yaitu
roj'ahnya Nabi Saw dan ahlul baitnya sebelum tiba hari kiyamat.
Begitu pula roj'ahnya musuh-musuh mereka.30
Roj'ah yang akan dialamai oleh akhir imam Syi'ah yang disebut dengan
"Al Qoim" (inilah yang mereka juluki sebagai Al Mahdi)
diakhir zaman, ia keluar dari sirdap (tempat persembunyian) dan akan
menyembelih semua lawan politiknya dan akan mengembalikan kepada
orang-orang syi'ah hak-hak mereka yang tela dirampas oleh
kelompok-kelompok sepanjang abad.31
Al Majlisi mengatakan dalam bukunya Haqqul Yakin mengutip perkataan
Muhammad Al Baqir: "Jika Al Mahdi muncul, ia akan menhidupkan
Aisyah Ummul Mu'minin untuk dihukum.32
- Aqidah Rofidhoh tentang Taqiyah.
Definisi Taqiyah menurut tokoh mereka adalah: "Suatu ucapan dan
perbuatan yang anda lakukan tidak sesuai dengan keyakinan, untuk
menghindari bahaya yang mengancam jiwa anda, harta, atau untuk
menjaga kehormatan anda.33
Mereka beranggapan bahwa Rosulullloh Saw pernah melakukannya, yaitu
ketika seorang tokoh munafiq, Abdulloh bin Ubai bin Salul meninggal
dunia, dimana dia datang untuk mensholatinya, maka Umar bin Khothob
berkata kepadanya: "Tidakkah Allah telah melarangmu untuk
melakukan hal itu (berdiri diatas kuburan orang muhafiq ini), maka
Rosululloh menjawab: "Celakalah engkau, tidakkah aku tahu apa
yang aku baca?, sesungguhnya aku mengucapkan: "Ya Allah, isilah
mulutnya dengan api dan masukkan kedalam api."34
Dinukil Al Kulaini dari Abu Abdillah, "Jagalah agama kalian,
tutupilah dengan Taqiyah, tidak dianggap beriman sesorang sebelum ia
bertaqiyah."35
Tokoh Syi'ah Al Qummi dalam kitabnya Al I'tiqod, mengatakan sebagi
berikut: "Taqiyah itu wajib tidak boleh dihilangkan sampai Al
Qoim (Imam yang ghoib) muncul. Barang siapa meninggalkannya sebelum
kemunculan Al Qoim, ia telah murtad dari agama Allah dan agama syia'h
imamiyah, dan ia telah menyalahi Allah, RosulNya dan para Imam36
- Aqidah Rofidhoh tentang Ath Thinah.
Ath Thinah adalah tanah kuburan Husain ra.
Dinukil oleh Muhammad An Nu'man Al Harisi yang dijuluki dengan Asy
Syaikh Al Mufid salah seorang pembawa paham kesesesatan dalam bukunya
Al Mazar dari Abu Abdillah ia berkata: "Tanah kuburan Al Husain
adalah obat untuk segala penyakit, ia adalah obat yang paling agung."
Abdulloh berkata: "Usaplah langit-langit mulut anakmu dengan
debu kuburan Al Husain,"
Diriwayatkan ada seseorang bertanya: "As Shodiq tentang faedah
penggunaan tanah kuburan Al Husain, maka Ash Shodiq menjelaskan
kepadanya: "Jika makan tanah kuburan ini bacalah!: "Ya
Allah, saya memohon kepadamu dengan perantaraan malaikat yang telah
menggenggamnya dan memohon kepadamu dengan peranaraan Nabi yang telah
menyimpannya, dan dengan perantaraan Washi (Ali ra) yang telah
bersemayam di dalamnya, agar Engkau berikan sholawat kepada Muhammad
dan keluarganya, serta jadikanlah tanah ini sebagai obat untuk segala
penyakit, dan keselamatan dari segala ketakutan dan penjagaan dari
segala keburukan."
Abu Abdillah juga pernah ditanya tentang kasiat tanah tersebut, lalu
ia jawab: "Biji tasbih yang terbuat dari tanah kuburan Al Husain
dapat bertasbih meskipun orang itu tidak bertasbih."37
Orang Rofidhoh mengaku bahwa orang Syiah diciptakan dari tanah khusus
dan orang sunni dari tanah yang lain, kemudian kedua tanah tersebut
di campur dengan cara tertentu, sehinga ketika ada dalam diri orang
syi'ah kema'siatan dan tidakan kriminalitas dikarenakan terpengaruh
dengan tanah asal di ciptakan orang sunni. Dan apabila terdapat dalam
diri orang sunni di cap baik dan amanah, maka karena bahan ciptaan
orang syi'ah.38
- Aqidah Rofidhoh tentang Ahlus Sunnah.
Ash Shoduq meriwayatkan suatu riwayat yang disandarkan kepada Daud
bin Farqod dalam bukunya Al Illal bahwa beliau berkata: "Saya
bertanya kepada Abu Abdillah, apa pendapat anda tentang An Nasib? Ia
menjawab: "Halal darahnya, tapi saya menghawatirkan keselamatan
anda, maka jika anda mampu menggulingkan tembok sehingga merobohi
orang Ahlus Sunnah, atau menenggelamkannya dilautan, sehingga tak ada
yang menyaksikan atas perbuatanmu maka lakukanlah, kemudian saya
bertanya lagi, "Bagaimana pendapat anda tentang hartanya? Ia
menjawab: "Ambillah! jika anda bisa."39
Bahkan dari mereka ada yang mengatakan bahwa kekufuran orang –orang
Ahlus Sunnah lebih besar dari kekufuran orang-orang yahudi dan
Nasroni, dikarenakan mereka menganggap Ahlus Sunnah murtad, sedangkan
orang murtad lebih besar kekufurannya di bandingkan orang –orang
kafir asli.
Dari situlah, mengapa mereka lebih mau membantu orang-orang yahudi
dan nasroni dari pada dari pada kaum muslimin dalam peperangan.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiayah:
"Orang-orang rofidhoh telah membantu Tatar, ketika memerangi
negara-negara islam."40
Kesesetan mereka juga juga bisa dilihat dari jawaban Abu Ja'far saat
ditanya oleh Al Fudhail bin Yasar tentang boleh dan tidaknya
mengawinkan wanita rofidhoh dengan Ahlus Sunnah? Ia menjawab: "Tidak,
karena laki-laki Ahlu Sunnah itu kafir." 41
Pernyataan mereka itu sangat bertentang sekali dengan sabda
Rosululloh Saw diriwayatkan dari Ibnu Umar ra:
كنا
نخير بين الناس في زمن رسول الله صلى الله
عليه وسلم فنخير أبا بكر ثم عمر ثم عثمان
( رواه
البخاري)
"Kami pernah memilih manusia terbaik (selain Rosululloh, maka
kami memilih Abu Bakar lalu Umar lalu Ustman. (HR. Bukhori)
Ibnu Asakir: "Kami mengutamakan Abu Bakar, Umar, Ustman dan
Ali."
J. Aqidah mereka tentang nikah mut'ah dan keutamaannya
Mut'ah memiliki keistemaan yang besar didalam Aqidah mereka.
Dikatakan dikatakan dalam buku Minhajus Shodiqin yang ditulis oleh
Fathulloh Al Kasyani, dari Ash Shodiq, bahwasannya nikah mut'ah
adalah bagin dari agamaku dan agama nenek moyangku, dan barangsiapa
yang mengingkarinya berarti ia telah mengingkari agama kami, bahkan
bisa dianggap beragama dengan agama selain agama kami. Dan anak yang
dilahirkan dari hasil perkawinan mut'ah lebih utama dari pada anak
yang dilahirkan melalui nikah yang tetap, dan orang yang meangingkari
nikah mut'ah, ia telah kafir dan murtad.42
Abdillah bin Sinan dai Abi Abdillah ia berkata: "Sesungguhnnya
Allah Swt mengharamkan atas orang-orang syi'ah segala minuman yang
memabukkan dan menggatikannya dengan Mut'ah."43
Adapun jumlah wanita yang dimut'ah oleh mereka tidak terbatas.
Sebagaimana pernyataan salah sau ulama' mereka. Dari Muhammad bin Abu
Ja'far, ia berpendapat tentang mut'ah, bahwa ia tidak hanya terbatas
empat wanita, karena mereka tak perlu dicerai, tidak mewarisi, hanya
saja mereka itu adalah dikontrak.44
Syaikh Abdullah Jibrin berkata: "Orang-orang Rofidhoh
mengahalalkan nikah berdalil dengan firman Allah Swt:
"Dan (diharamkan juga kamu mengkawini) wanita yang bersuami,
kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum
itu sebagai ketetapanNya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain
yang demikian (yaitu) mencari istri-istri dengan hartamu untuk
dikawini bukan untuk berzina. Maka istri-istri yang kamu nikmati
(campuri) diantara mereka, berrikanlah kepada mereka maharnya (dengan
sempurna), sebagai suatu kewajiban, dan tidalah mengapa bagi kamu
terhadap sesuatu yang kamu telah saling melakukannya, sesudah
menentukan mahar." (Qs. An Nisa' :24)
Namun maksud dalil yang mereka pakai bukanlah nikah mut'ah tetapi itu
adalah nikah yang sebenarnya, yaitu dimulai dari ayat ke-19 sampai
ayat diatas.
Kemudian dijelaskan pula didalam sebuah hadits dari Arrobi bin Subrah
bin Al Juhaini. Sesungguhnya bapaknya menceritakan kepadanya, bahwa
ia pernah bersama Rosululloh Saw beliau bersabda:
يا
أيها الناس إني كنت أذنت لكم في الإستمتاع
من النساء وأن الله قد حرم ذلك إلى يوم
القيامة,
فمن
كان عنده منهم فليخل سبيله ولا تأخذوا
مما أتيموهن شيئا (رواه
مسلم)
"Wahai manusia, sesungguhnya saya pernah membolehkan bagi kalian
nikah mut'ah (bersenang-senang dengan wanita). Ketahuilah, bahwa
Allah telah mengharamkannya sampai hari kiyamat, maka barang siapa
masih memilikinya, hendaknya dilepaskan dan jangan kalian ambil
sedikitpun dari apa yang telah kalian berikan." (HR. Muslim,
no.1406)
Tidak sampai disitu, mereka juga memperbolehkan mendatangi istrinya
lewat duburnya.
Dari Ali bin Al Hakam, ia berkata: "Saya pernah mendengar
Shofwan berkata: "Saya berkata, "Saya berkata kepada Ar
Ridho,"Seorang lelaki dari mantan budakmu meminta saya untuk
bertanya kepadamu tentang suatu masalah yang mana ia malu menanyakan
langsung kepadamu,"maka ia berkata: "Apa masalah itu? "Ia
menjawab, "Bolehkah seorang lelaki menyetebuhi istrinya di
duburnya? Maka ia menjawab, "Ya boleh baginya."45
- Aqidah mereka tetang kota Najf dan Karbala serta keutamaan menziarahinya.
Mereka meriwayatkan dari Ja'far Ash Shodiq bahwa Allah memiliki tanah
haram yaitu Makkah, Rosululloh juga memiliki tanah haram yaitu
Madinah Munawaroh, begitu juga Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib
memiliki tanah haram yaitu kufah, dan kami memiliki tanah haram yaitu
Qum.
Mereka juga menganggap bahwa tanah karbala lebih utama dari pada
ka'bah. Didalam salah satu riwayat mereka, dari Abu Abdillah, ia
berkata: "Sesungguhnya Allah menurunkan wahyunya kepada ka'bah
dengan mengatakan, "jika bukan karena imam yang bersemayam
ditanah Karbala, Aku tidak akan menciptakanmu, dan Aku tidak akan
menciptakan masjid yang engkau banggakan, diamlah kamu jangan
bertingkah, jadilah tumpukan dosa, hina dina, yang dihinakan dan
jangan sombong kepada tanah Karbala, jika tidak, aku akan hempaskan
kau ke neraka jahannam.46
- Aqidah mereka terhadap hari As Syuro dan keutmaannya menurut mereka.
Pada 10 hari pertama dai bulan Muharom setiap tahun mereka mengadakan
upacara kesedihan dan ratapan (berkabung), saat itu mereka melakukan
demonstrasi dilapangan-lapangan umum, dengan memakai pakaian serba
hitam, sebagai lambang kesedihan mereka, ini mereka lakukan untuk
mengenang gugurnya Al Husain ra, dengan berkeyakinan bahwa ini
merupakan sarana pendekatan kepada Allah yang paling agung. Mereka
juga memukul –mukul pipi merek dengan tangan, memukul dada dan
punggung, menyobek-nyobek saku, menangis berteriyak histeris dengan
menyebut: "Ya Husain!, Ya Husain!!!"
Lebih-lebih pada tanggal 10 Muharom, mereka memukuli diri sendiri
dengan cemeti dan pedang, sebagimana yang terjadi dinegara yang
dikuasai oleh Rofidhoh seperti Iran.
Tatkala salah seorang gembong dari mereka ditanya tentang itu, maka
ia jawab: "Bahwa itu semua merupakan syi'ar ajaran Allah,
sebagaimana tersebut dalam firmanNya:
ومن
يعظم شعائر الله فإنها من تقوى القلوب (
الحج
: 32 )
"Demikianlah (perintah Allah), dan barang siapa yang
mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka seseungguhnya itu timbul dari
keyakinan hati." (Qs. Al Hajj : 32)
- Aqidah mereka tentang Bai'at
Rofidhoh beranggapan bahwa seluruh pemerintahan, selain pemerintahan
imam mereka yang jumlahnya 12, dianggap tidak syah dan batal.
Dari Abu Ja'far, ia berkata: "Setiap bendera .yang dikibarkan
sebelum bendera imam mereka Al Qoim Al Mahdi pemiliknya dianggap
thoghut.47
ALmajlisi memberikan komentar kepada tiga kholifah Abu Bakr, Umar dan
Utsman, "Bahwa mereka adalah para perampok kekuasaan,
penghianat, dan murtad dari agamanya. Semoga Allah laknat kepada
mereka, dan kepada orang-orang yang mengikutinya, dikarnakan
kedholiman yang diakukannya kepada keluarga Nabi Dari generasi
pertama dan sesudahnya."48
- KOMENTER PARA ULAMA' TENTANG MEREKA
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "Para ulama' sepakat bahwa
Rofidhoh adalah salah satu sekte paling besar dustanya, kedustaannya
sudah dikenal sejak lama, oleh sebab itu para ulama' memberikan cap
dengan kelompok yang banyak dustanya."
Ibnu Kastir memberikan penafsiran tentang firman Allah Qs. Al Fath :
29. Imam Malik mengambil kesimpulan dari ayat ini tentang kafirnya
orang-orang Rofidhoh karena mereka telah membenci para sahabat Nabi,
dikarenakan orang yang membenci sahabat adalah kafir berdasarkan ayat
di atas.
Imam Al Qurtubi berkata: "Sungguh Imam Malik telah berpendapat
dengan sebaik-baik pendapat, dan penafsirannya benar dan tidak salah,
sebab orang yang mencaci salah satu sahabat Nabi atau mencela
riwayatnya, maka pada dasarnya ia telah menolak Allah dan membatalkan
syare'at Islam."49
Muamil bin Ahab berkata: "Saya mendengar Yazid bin Harun
berkata, "Bisa diterima riwayat seorang pelaku bid'ah, selama
tidak mengajak kepada kebid'ahannya, kecuali Rofidhoh, selamanya
tidak bias diterima riwayatnya dikaeanakan mereka pendusta."
Muhammad Bin Sa'id Al Asbahani berkata: "Saya mendengar Syuraik50
berkata: "Ambillah ilmu dari siapa saja yang anda jumpai kecual
dari Rofidhoh, karena mereka membuat hadist sendiri dan menjadikannya
sebagai agama."
Muawiyah berkata: "Saya mendengar Al A'amasi berkata: "Saya
menjumpai segolongan manusia yang dikenal dengan "kaum pendusta"
mereka ini adalah temen-temen Al Mughiroh bin Said seorang pendusta
Rofidhoh, sebagaiman yang dikatakan oleh Adz Dzahabi.51
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "Orang-orang Syia'h tidak
berinteraksi kepada seseorang melainkan ia menggunakan
kemunafikannya, karena agama yang meraka yakini adalah agama yang
rusak, mendorong untuk berbuat kebohongan, penghiyanatan, penipuan
taerhadap orang, dan selalu mengharapkan keburukan pada orang, mereka
tidak henti-hentinya menimbulkan kemudhorotan, tidak meninggalkan
keburukan selama mampu melakukannya, mereka dibenci oleh orang yang
belum mengenalnya, meskipun orang tersebut tidak mengetahui bahwa dia
orang Syi'ah, disebabkan tanda-tanda kemunafikannya nampak dimuka
mereka dan kesalahan yang banyak dalam ucapannya."52
- KAFIRKAH MEREKA?
Syi'ah lebih tepat kita sebut dengan Rofidhoh karena sikap mereka
yang berlebih-lebihan terhadap Ali ra. Padahal beliau sendiri tidak
setuju terhadap sikap tersebut. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
menyebutkan: "Mereka adalah firqoh yang paling dusta diantara
Ahlul Ahwa' yang ada dan paling besar kesyirikannya. Tidak didapatkan
satupun ahlul ahwa' yang paling dusta dan paling jauh dari tauhid
dibandingkan dengan firqoh ini. Mereka berani merobohkan
masjid-masjid Allah yang disebut nama Allah didalamnya, mereka juga
telah mengosongkan masjid-masjid dari sholat Jama,ah, sholat Jum'at,
dan meramaikan perayaan-perayaan yang diadakan diatas kuburan yang
jelas telah dilarang oleh Allah dan RosulNya.53
Selanjutnya beliau juga menyebutkan lagi: "Rofidhoh adalah umat
yang hina yang tidak mempunyai akal dan dalil yang shohih, agamanya
tidak akan diterima dan dunianya pati merugi."54
Diriwayatkan oleh Al Kholal dari Abu Bakar Al Mawarzy, ia berkata:
"Saya bertanya kepada Abu Abdillah (Imam Ahmad) tantang orang
yang mencela Abu Bakar, Umar dan Aisyah, maka beliau menjawab: "Ia
tak termasuk lagi dalam agama Islam".55
Al Khollal berkata: "berserita kepada saya Harb bin Ismail Al
Karmani maengatakan, bahwa Musa bin Harun bin Ziad berkata: "Saya
mendengar seseorang bertanya kepada Al faryabi tentang orang yang
mencaci dan mencela Abu Bakar, ia jawab: "Orang itu kafir! Lalu
apakah ia disholatkan? Ia jawab: "tidak !".56
Badan Riset Ilmiyah dan Fatwa Saudi Arabia ini pernah ditanya, "Bahwa
seorang penanya dan orang-orang bersamanya berdomisili dibelahan
berdekatan dengan Iraq, disana terdapat suatu Jama'ah yang mengikuti
madzhab Ja'fariyah, dimana sebagiaan dai mereak tidak mau memakan
sembelihan madzhab ini, dan sebagian madzhab lain bersedia memakan
sembelihannya, Apakah halal bagi kami makan sembelihan mereka,
sedangkan mereka berdo'a baik dalam keadaan sempit atau lapang kepada
Ali bin Abi Tholib, Hasan dan Husain serta pembesar-pembesar mereka
yang lainnya?
Maka badan Ilmiyah dan Fatwa Saudi Arabiya yang diketuai oleh Syaikh
Abdul Azis bin Abulloh bin Bazz, Syaikh Abdur Rozaq Afifi, Syaikh
Abdulloh bin Ghudayan dan Syaikh Abdulloh bin Qu'ud, menjawab: "Jika
permasalahannya seperti yang anda sebutkan diatas yaitu mereka berdoa
kepada Ali bin Abi Tholib, Al Hasan, Al Husain dan
pembesar-pembesarnya, maka mereka ini tergolong orang yang
menyekutukan Allah (Musyrikun) murtad (keluar dari agama), karena ia
adalah bangkai, meskipun disaat penyembelihannya mereka menyebut
Allah.57
Dari jawaban para Ulama' Badan Riset diatas "Kalau yang anda
tanyakan demikian", maka kita tidak bisa menentukan, apakah
golongan syi'ah ini kafir apa tidak ?, tanpa dengan mengetahui
keadaan mereka terlebih dahulu, apakah yang mereka lakukan itu bid'ah
yang mukafiroh (mengeluarkan dari agama) ataukah hanya sekedar bid'ah
yang tidak mukafiroh".
1
Tahdzibul Lughoh: III / 61. Dinukil dari kitab dhirosatul firoq, hal
:69.
2
Tasir Al Qu'anul 'Adzim: III /131.
3
Jami'ul bayan: XIII /129. Dinukil dari kitab Dirosatul Firoq, hal:
71.
4
Tahadzib Al Lughoh: III /63. Dinukil dari Ibid
5
Firoqun Mu'asiroh: 1 / 132-133.Dinukil dari Dirosatul Firoq, hal :
72.
6
Al Maq1olat wal firoq, Al qummi hal : 10-21(Dinukil dari kitab
Meniyingkap Aqidah Syi'ah Syaikh Abdulloh bin Muhammad, hal :4)
7
Al Bihar karangan Al Majlisi, hal 68, 96, 97(termasuk referensi
moderen mereka). Dinukil dari kitab Manyingkap kesesetan Aqidah
Syi'ah, oleh Syiakh Abdulloh bin Muhammad, Hal : 7
8
TA'liqot ala Matni Lum'atil I'tiqod, oleh syaikh Abdulloh Al
Jibrin, hal :108. Dinukil dari Ibid.
9
Maqolatul Islamiyin, Muhammad Abdul Hamid, hal: 1/89 di fotnot
10
Ibid. hal : 1/89.
11
Dairathul Maarif, hal: 4/67.
12
Al Maqrizi dalam Al Khuttoth, hal : 2/351.
13
Milal wan Nihal, hal: 147.
14
Al Bagdadi dalam Al Farqu bainal Firoq, hal: 41.
15
Minhajus Sunnah, Ibnu Taimiyah: 16.
16
Ushulul Kaafi, hal: 40,dinukil dari kitab Menyingkap Aqidah Syi'ah,
Syaikh Abdulloh bin Muhammad, hal: 11.
17
Al Khulaini Ushulul kafi dalam kitabut Tauhid, hal 1/331. dinukil
dari kitab ibid.
18
Minhajus Sunnah Ibnu Taimiyah, hal, 1/20. dinukil dari ibid, hal:
13.
19
At Tauhid, Ibnu Babawaih, hal 57. Dinukilo dari Ibid : 14
20
As Syi'ah dan Al Qur'an, Ust. Ihsan Ilahi dhohiri, hal : 15
21
Perbandingan antara Sunnah dan Syi'ah, Abdulloh bin Sa'id Al
junaidi, hal : 7-8.
22
Al kilaini dianggap pengarang terbesar dan sebagai rujukan terbesar
tentang ushul dan furu' mereka. Bahkan mereka menganggapnya lebih
utama dai kitab Shohih Bukhori.
23
Furu'ul Kafi karangan Al Kulaini, hal:115. Dinikil dari kitab Ibid
hal:22
24
Haqqul Yaqin, oleh Al Majlis, hal :522. Dinukil dari Ibid
25
Tafsir Al qummy, hal : 218. dinukil dari Ibid, hal : 23.
26
Tabdiduhz wa Tanbihun Niyam, oleh Ibrohim Al Jibhan-semoga Allah
menjaganya-,hal 27. Dinukil dari kitab Ibid.
27
Ushul Kaafi,hal:156, yang dikutib oleh Al Kulaini. Dinukil dari
Kitab Ibid : 28.
28
Minhajus Sunnah, 1/481. Dinukil dari kitab Ibid, hal :29.
29
Awailul Maqolat, oleh Al mufid, hal :51. Dinuil dari ibid :33.
30
Jawami'ul Kalam 1/12-14. Dinukil dari kitab Ma'as Syi'ah Al Istna
'asaro fiel ushul wal Furu' oleh Ali Ahmad As Salusi, hal: 318
31
Al Khutut Al 'Aridhoh, oleh Muhibudin Ar Khatib, hal 80. Dinukil
dari kitab Ibid : 33.
32
Haqqul yaqin, oleh Muh. Al Baqir Al Majlisi, hal: 37. Dinukil dari
Kitab ibid hal:34.
33
As Syiah fil Mizan, oleh Muh. Jawad Muqriyah, hal: 48. Dinukil dari
ibid Hal 35.
34
Fur'ul Kaafi Kitabul Janaiz, hal: 188. Dinukil dari Ibid :36.
35
Ushulul Kafi, hal : 482-483. Dinukil dari Ibid .
36
Al I'tiqod, hal :114-115. Dinukil dari Kitab perbandingan antara
Sunnah dan Syi'ah: 85.
37
Kitabul mazar, oleh Al Mufid, hal :125(karangan ulama' mereka).
Dinukil dari ibid: 38.
38
Kitab menyingkap Aqidah Syi'ah, oleh Syaikh Abdulloh bin Muhammad,
hal : 39.
39
Al Mahasin Nafsaniyah, hal : 166.
40
Majmu' Fatawa: 35/1510).
41
Wasailus Syiah, oleh Al Hur Al Amili, 7/431, At Tahdzib : 7/303.
42
Hal: 356.
43
Oleh Al Qummy dalam bukunya Man laa yadhurruhul Faqih, hal :330.
Dinukil dari ibid:44.
44
Al Furu' minal Kaafi, 2/43, At Tahdzib, 2/188. Dinukil dari ibid
hal:45.
45
Al Ibtishor: 3/243. Di nukil dari Ibid:50
46
Kitabl Bihar: 10/107.
47
Al Kafi Syarh Al Mazindarani, 12/378. dan Katabul Bihar, 25/113.
48
Kitabul Bihar, oleh Al Majlisi: 4/385.
49
Dasar-dasar Madzhab Syi'ah Imamiyah karangan Dr. Nashir Al Qifari:
3/1250.
50
Syuraik disini adalah Syuraik bin Abdulloh yaitu hakimnya kta Kufah.
51
Minhajus Sunnah, Ibnu Taimiyah: 1/59.
52
Minhajus Sunnah, Ibnu Tauimiyah, hal: 3/360.
53
KItab Iqtidhous Shirothol mustraqim Mukholafatu Ashabil Jahiim, Ibnu
Taimiyah, hal: 391.
54
Ibid, hal: 359.
55
As Sunnah, oleh Al Khollal: 3/493 . Dinukil dari Menyingkap
kesesatan Aqidah Syi'ah, hal:68
56
As Sunnah, Al Khollal: 493. Dinukil Ibid.
57
Fatwa Lajnah Ad Daimah, hal : 2/ 272
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !