Headlines News :
Home » » Kebathilan Aqidah Syiah

Kebathilan Aqidah Syiah

Written By . on Monday 5 November 2012 | 14:23




  1. PENGERTIAN SYIAH
    1. SECARA BAHASA
Berasal dari kata: الأتباع artinya pengikut, الأنصار : penolong.
Adz Dzohiri berkata:
و الشيعة أنصار الرجل و أتباعه, وكل قوم اجتمعوا على أمر فهم شيعة.
"Syi'ah adalah penolong dan pengikut seseorang, dan setiap kaum yang berkumpul atas suatu urusan, maka mereka disebut Syiah."1
Az Zubaidi berkata:
كل قوم اجتمعوا على أمر فهم شيعة, وكل قوم عاون إنساناوتحزب له فهو شيعة له زأصله من المشايعة زهي لمطاوعة و المتابعة.
"Setiap kaum yang berkumpul atas suatu urusan, maka mereka adalah Syi'ah, dan setiap kaum yang menolong manusia dan berkelompok kepadanya disebut Syi'ah baginya. Aslinya adalah dari kata Al Musaaya'ah yang berarti ketundukan dan mengikuti."2

Pemakaian nama syi'ah (secara bahasa) dalam Al Qur'an:
  1. Yang bermakna Firqoh (kelompok), umat, jama'ah manusia.
Allah Ta'ala berfirman:
"Kemudian pasti akan kami tarik dai tiap-tiap Syi'ah siapa diantara meraka yang sangat durhaka kepada Ar Rohman." (Qs. Maryam: 69)
Maksud dari "tiap-tiap Syi'ah" adalah "dari tiap-tiap kelompok, jama'ah dam umat."
  1. Yang bermakna firqoh
Allah berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah dienNya dan mereka menjadi Syiah tidak ada tanggung jawabmu sedikitpun terhadap mereka." (Qs. Al An'am: 159).
Maksud dari kata: "Mereka menjadi Syi'ah", adalah "golongan".
  1. Bermakna serupa
Allah berfirman: "Dan sungguh telah kami binasakan "As Syi'ah" dari kalian, maka adakah orang-orang yang mau mengambil pelajaran."(Qs. Al Qomar: 51.
Maksud dari kata "As Syi'ah dari kalian" adalah "yang serupa dengan kalian dalam kekufuran, dari umat-umat terdaulu."3
  1. Bermakna pengikut, teman dekat, dan penolong.
Allah berrfirman:
"Maka didpatinya didalam kota dua orang laki-laki yang berkelahi, yang seorang dari Syiahnya (bani isroil) dan seorang lagi dari musuhnya (kaum fir'aun), maka orang yang dari golongan nya meminta pertoloingan kepadanya untuk mengalahkan orang yang dari musuhnya, lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya."(Qs. Al Qoshos: 15)4
      1. SECARA ISTILAH
Dalam mendefinisikan Syi'ah para ulama' berbeda pendapat:
    1. Syi'ah adalah setiap orang yang berwali kepada Ali dan Ahli Baitnya.
Sebagaimana perkataan Al Fairuz Abadi:
"Sungguh nama ini telah umum atas setiap orang yang berwali kepada Ali dan Ahli Baitnya sehingga jadilah nama khusus bagi mereka."
2. Syi'ah adalah orang-orang yang menolong Ahli Bait dan meyakini imamahnya Ali, sedangkan Khilafah orang sebelum beliau adalah mendholimi beliau.
3. Syi'ah adalah setiap kelompok yang mengutamakan Ali dari pada Ustman ra.
4. Syi'ah adalah setiap kelompok yang mengutamakan Ali atas Kholifah Ar Rosyidin sebelumnya ra, dan ia berpendapat bahwa Ahlu Bait adalah orang paling berhak menjadi Khilifah.
Dari keempat pendapat diatas, yang paling rojih adalah pendapt keempat, karena kesesuainnya dengan ta'rif syi'ah yaitu suatu kelompok yang mempunyai pemikiran- pemikiran dan idielogi.5

  1. AWAL LAHIRNYA
Para ulama' berselisih pendapat tentang kapan mulai munculnya syi'ah. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Pendapat pertama: Bahwa syi'ah muncul sejak zaman Nabi Saw, ketika mereka menyeru kepada persatuan dan kelompok Ali ra.
Pandapat ini dijadikan dalil oleh Muhammad Husain Az Zainu dari Ulama' Syi'ah dan lainnya. Dalil itu disebut juga oleh An Naubahti dalam kitab firqohnya dan dita'kidkan oleh Al Khumaini pada masa kita sekarang. Bahkan Hasan As Syairozi berpendepat: "Bahwa islam tak lain adalah islam. Adapun islam dan Syi'ah adalah dua nama yang sama, karena hakikat yang satu yang telah Allah turunkan dan telah disebarkan oleh Rosululloh Saw."
Pendapat kedua: "Bahwa Syi'ah muncul ketika perang Jamal, yaitu ketika Ali, Tholhah, dan Zubair saling berhadapan (berperang).
Pendapat ini dijadikan dalih oleh Ibnu An Nadaim ketika berdalih: "Bahwa orang-orang yang berjalan dan mengikuti Ali dijuluki Syi'ah mulai saat itu."
Pendapat Ketiga: Syi'ah muncul pada saat perang siffin.
Ini adalah pendapat sebagian dari ulama' Syiah, sebagimana pendapat Al Khunsari, Abu Hamzah dan Abu Hatim, begitu juga para ulama' lainnya, seperti Ibnu Hazm dan Ahmad Amin.
Pendapat keempat: "Syi'ah muncul pada akhir kepemimpinan Ustman dan kuat pada masa Ali. Inilah pendapat Kamal Musthofa As Syaibi, dia adalah orang Syiah, dia berpendapat bahwa Syi'ah muncul setelah terbunuhnya Husain.
Pendapat Kelima: "Syiah muncul pada akhir kepemimpinan Ustman dan kuat pada pemerintahan Ali.
Adapun pendapat pertama, yaitu yang mengatakan bahwa Syi'ah itu sudah ada semenjak zaman Nabi, adalah pendapat yang melampaui batas, bohong, dan tidak dapat diterrima oleh akal maupun ucapan, karena Rosululloh saw diutus oleh Allah untuk mengeluarkan manusia dari kedholiman menuju cahaya, dari peganisme kepada tauhid.
Muhammad Mahdi Al Husaini As Syairozi berkata: "Meraka telah diberi nama dengan nama ini oleh Rosululloh ketika beliau bersabda pada saat pemberangkatan Ali Alahissalam (kemedan pertempurn). Sabda Rosululloh saw: "ini ali dan Syi'ahnya (kelompoknya ) adalah orang-orang yang beruntung." Ini adalah pendapat yang batil.
Adapun pendapat yang benar adalah pendapat yang ketiga _yaitu yang berpendapatan bahwa syi'ah muncul setelah perang siffin – Yaitu yang berpendapat bahwa Syi'ah muncul setelah perang siffin – yaitu ketika pecahnya Khawarij dan berkumpulnya mereka di Nahrowen.
Rofidhoh lahir dipermukaan ketika seorang Yahudi bernama Abdulloh bin saba' hadir dengan mengaku sebagi seorang muslim, mencintai ahlul bait (keluarga nabi), berlebih lebihan dalam maenyanjung Ali Bin Abi Tholib ra, dan mendakwahkan adanya wasiat baginya tentang kekholifahannya, yang pada akhirnya ia mengangkatnya sampai ketingkat ketuhanan.
Al Qummi pengarang buku Al Maqolaat wal firoq mengaku dan menetapkan adanya Abdulloh bin saba' ini, dan menganggapnya orang yang pertama kali menobatkan kepemimpinan Ali bin Abi Tholib serta munculnya kembali (sebelum kiamat) disamping ia juga termasuk orang yang pertama mencela Abu Bakar, Ustman dan para sahabat lainnya.6
Al baghdadi berkata: "Assabayyah adalah pengikut Abdulloh bin Saba', yang berlebih-lebihan di dalam mengagungkan Ali bin Abi Tholib ra, sehingga ia mendakwahkan sebagai seorang nabi, sampai kepada peangakuan bahwa ia adalah tuhan". Padahal sebenarnyat ia adlah seorang yahudi dari peanduduk hiroh, dan bearupaya menampakkan keislamannya, denan demikian ia bisa maenempati kedudukan dan kepemimpinan dia kufah, oleh karena itu ia mengatakan kepada penduduk kufah bahwa ia mendapatkan dalam kitab taurot, bahwa setiap nabi memiliki washi (seorang yang diawasiati untuk menjadi kholifah atau imam). Dan Alilah orang yang mendapakan wasiat langsung dari Nabi Muhammad Saw.
Asy Syahrostani menyebutkan tentang Ibnu Saba' bahwa: "Ia adalah orang yang pertama kali memunculkan pernyataan tentang keimanan Ali bin Abi Tholib dengan adanya wasiat tentang itu."

  1. SEBAB PENAMAAN SYI'AH DENGAN ROFIDHOH
Penamaan itu dinyatakan sendiri oleh pembesar mereka yang bernama Al Majlisi dalam bukunya Al Bihar, ia menyebutkan empat hadist dari hadits mereka sendiri.7
Dinamakan Rofidhoh karena mereka mendatangi Zaid bin Ali Al Husain seraya berkata: "Tinggalkanlah Abu Bakar dan Umar, maka kami akan bergabung bersamamu"! Kemudian Zaid menjawab: "Mereka berdua adalah sahabat kakek saya, saya tak akan bisa tinggalkan mereka, bahkan akan selalu bergabung bersama mereka dan berloyalitas kepada mereka", Kemudian mereka berkata, "Kalau begitu kami menolakmu", dari siniah kemudian mereka dinamkan Rofidhoh, yang berarti golongan penolak. Adapun orang-orang yang berbaiat dan setuju dengan Zaid diberi nama "Zaidiyah".8
Pernyatan diatas juga dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam bukunya Minhajus Sunnah An Nabawiyah fie Naqdhil Kalam As Syi'ah Wa Qodariyah, halaman 10, bab sebab penamaan syi'ah dengan rofidhoh.
Dalam pendapat lain dikatakan, bahwa mereka diberi nama itu dikarenakan penolakannya terhadap keimanannya Abu Bakar dan Umar9. Pendapat lain juga menyatakan, bahwa dinamakan itu karena penolakanya terhadap Agama.10

  1. MACAM-MACAM SEKTE ROFIDHOH DAN TOKOH-TOKOHNYA
Dijelaskan didalam kitab Daairtul Maarif bahwa Syi'ah ini becabang-cabang menjadi lebih dari 73 sekte yang terkenal.11
Bahkan disinyalir sendiri oleh Mir Baqir Al Damad seorang rofidhoh bahwa hadits yang menjelaskan tentang terbaginya umat menjadi 73 golongan adalah Syi'ah, dan yang selamat dari golongan itu adalah "Syi'ah Al Imamiyah".
Dikatakan oleh Al Maqrizi bahwa golongan mereka berjumlah sampai 300 golongan.12
Disebutkan oleh Asy Syahrostani: "Bahwa Rofidhoh terbagi menjadi lima bagian: "Al Kisaniyah, Az Zaidiyah, Al Imamiyah, Al Gholiyah dan Al Ismailiyah.13
Al Bagdadi berkata: "Rofidhoh setelah masa Ali bin Abi Tholib ra terbagi menjadi empat golongan yaitu, Az Zaidiyah, Imamiyah, Kisaniyah, dan Ghulati.14Dengan satu catatan bahwa Zaidiyah tidak termsuk kedalam golongan Rofidhoh, melainkan Al Gharudiyah bagian atau sempalan dari Zaidiyah yang masuk dalam Rofidhoh.
Adapun sebagian tokoh-tokoh yang masyhur dari kalangan mereka yaitu, Ibnu Nu'man Al Muflid dan para pengikutnya seperti Al Karojki, Abil Qosim Al Musi, dan Thusi. Mereka semua bukanlah orang yang pandai dan pinter, namun mereka adalah pendustadan sangat bodoh.15 Pembagian dan penyebutan tokoh-tokoh ini tidak kami panjang lebarkan karena akan mambutuhkan banyak tulisan dan kertas yang dibutuhkan dan membutuhkan pembahasan tersendiri.

  1. BEBERAPA POKOK SESAT AQIDAH MEREKA
    1. Aqidah Bada'
Bada' artinya tampak atau munculnya pendapat baru.
Bada' dengan arti diatas berkait erat dengan didahuluinya ketidaktahuan diatas dan munculnya pengetahuan baru, kedua sifat tersebut mustahil bagi Allah, akan tetapi Rofidhoh menidsbatkan sifat Bada' ini kepada Allah.
Ar Royan bin As Sholt berkata: "Saya pernah mendengar Ar Ridho berkata: "Allah tidak mengutus Nabi kecuali diperintahkan untuk mengharamnkan Khomer, dan diperintahkan untuk menetapkan sifat bada' kepada Allah.16
Abu Abdillah berkata: "Seorang belum dianggap beriabadah kepada Allah sedikitpun, sehingga mengakuai sifat bada' kepada Allah.17
Mereka menisbatkan siafat itu kepada Allah, padahal Dia yang maha suci dari yang mereka sifatkan berfirman: قل لايعلم من في السموات و الأرض الغيب إلا الله
"Katakanlah:"tiadak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghoib kecuali Allah." (Qs. An Naml : 65)
Di balik itu mereka berkeyakinan dan beranggapan bahwa para imam mereka mengetahui seluruh pengetahuan dan tidak ada yang samar baginya.
    1. Aqidah mereka tentang sfat-sifat Allah.
Rofidhoh adalah yang pertama kali megatakan bahwa Allah berjism (bertubuh seperti makhluk).
Syaikhul Islam berkata: "Bahwa yang mepelopori tuduhan ini dari sekte rafidhoh adalah Hisyam bin Al Hakam18, Hisyam bin Salim Al Juwailiqi, Yunus bin Abdurroman Al Qummy, dan Abu ja'far Al Ahwal. Merka ini adalah para tokoh Syi'ah Itsna 'Asy'ariyah, yang pada akhirnya m,eareka menjadi sekte Jahmiyah yang meniadakan sifat bagi Allah.
Ibnu Babawaih telah meriwayatkan lebih dari 70 riwayat yang menyatakan, "bahwa Allah tidak di sifati ndengan waktu, tempat, tingkah, gerak, pindah, tidak disifati dengan sifat-sifat yang ada isi, tidak berupa materi, jisem dan bentuk."19
Sebagaimana juga mereka mengingkari turunnya Allah ke langit bumi, ditambah lagi perkataan meeka tentang Al Qur'an bahwa ia adalah makhluq, disamping itu mereka juga mengingkari akan melihat Allah Swt di akherat nanti.
Disebutkan dalam buku Biharul Anwar bahwasannya Abu Abdillah Ja'far Asah Shodiq pernah di tanya, apakah Allah bisa dilihat di hari kiamat? Maka ia menjawab: "Maha suci Allah dan maha tinggi setinggi-tingginya, sesungguhnya mata tidak bisa melihat kecuali kepada benda yang memiliki warna dan berkondisi tertentu, sedangkan Allah Dzat yang menciptakan warna dan yang menentukan kondisi.
Bahkan orang-orang syi'ah mengatakan; "Jika ada seseorang yang menisbatkan kepada Allah, bahwa sebagian sifat Allah dapat dilihat, maka seseorang tadi di hukumi murtad, sebagaimana yang disinyalir oleh tokoh mereka Ja'far An Najfi dalam buku Kasyful Githa hal: 417
Pernyatan diatas semuanya bertentangan dengan nash-nash yang ada dqalam Al Qur'an dan As Sunnah yaitu:
وجوه يومئذ ناضرة (1) إلى ريهم ناضرة (2)
"Wajah-wajah (orang-orang beriman) pada hari itu berseri-ser. Kepada tuhanlah mereka melihat."(Qs. Al Qiyamah: 22-23)
Kemudian dalil dari As Sunnah, yaitu hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari Jarir bin Abdulloh Al Bajali ra, beliau berkata:
كنا جلوسا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم فنظر إلى القمر ليلة أربع عشرة فقال : إنكم سترون ربكم عيانا كما ترون هذا, لا تضامون في رؤيته.
"Kami tidak pernah duduk bersama Nabi Muhammad Saw kemudian beliau melihat bulan purnama pada malam 14, maka beliau bersabda: "Kalian akan melihat Robb kalian dengan mata kepala, sebagaimana kalian melihat bulan ini dan tidak bersusah-susah dalam melihat Nya."
Dan masih banyak lagi nash-nash yang berkenaan dengan itu, baik dari Al Qur'an maupun As Sunnah.
    1. Aqidah Rofidhoh tentang Al Qur'an yang dijaga keorsinalannya oleh Allah.
Rofidhoh yang lebih akrab disebut dengan syi'ahmengatakan: "Al qur'an Alkarim yang ada pada kita sekarang ini,ia bukan Al qur'an yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, ia telah mengalami perubahan, pergantian, penambahan dan pengurangan.
Muhammad bin Ya'qub Al kulaini berkata dalam bukunya Ushulul Kaafi pada bab "mengumpulkan dan membukukan Al Qur'an hanya lah para imam: "Diriwayatkan dari jabir, ia berkata,"Siapa yang mengaku telah mengmpulkan AlQur'an dan membukukan seluruh isinya sebagaimana yang diturunkan Allah, maka ia seorang pendusta, tidak ada yang mengumpulkan dan yang menghafalkannya, sebagaimana yang diturunan olehNya, melainkan Ali Bin Tholib dan para imam setelahnya."
Syaikh Sayid Muhibudin Al Khotib berkata dalam risalahnya "Al Khuthuth Al 'Aridhoh" beliau menyebutkan bahwa orang-orang Syi'ah tidak yakin dengan AlQur'an yang sekarang ditangan kita telah terjadi perubahan,penghapusan dan kekurangan.20
Kulani dan Qummi mendakwakan adanya ayat-ayat dan kalimat yang dihapuskan dalam Al Qur'an yang ditangan kita sekarang ini. Beberapa contoh ayat-ayatnya sebagai berikut:
1. Al kulaini oleh Kualini, Kitabul Hujjah: 1/414 cetakan Iran:21
ومن يطع الله و رسوله ( في ولاية علي و الأئمة بعده فقد فاز فوزا عظيما )
2. Al Kafi Al Hujjah: 1/422:
سأل سائل بعذاب واقع , للكافرين ( بولاية علي ) ليس له دافع
3. Al Kafi Al Hujjah: 1/417:
وإن كنتم في ريب مما نزلنا على عبدنا ( في ولاية علي )
4. Tafsir Al Qummi: 2/125:
وسيعلم الذين ظلموا ( ال محمد ) أي منقلب ينقلبون
5. Al Kafi Al Hujjah: 1/424:
ولو أنهم فعلوا ما يو عظون به ( في علي )
6. Tafsir Nuruts Tsaqolain: 1/654:
يا أيها النبي بلغ ما أنزل إليك من ربك (في علي ), وإن لم تفعل فما بلغت رساته.
Bahkan mereka juga mempunyai satu surat yang mereka yakini sebagai salah satu surat dari surat-surat di dalam Al Qur'an, yang bernama "Al Wilayah" jumlah ayatnya kurang lebih 43 ayat, kesemua ayat itu hanyalah potongan-potongan ayat-ayat Al Qur'an. Bisa dilihat dalam kitab "Menyingkap Aqidah syi'ah" Syaikh Abdulloh bin Muhammad, hal: 74-81.
Mereka juga berkeyakinan bahwa ayat-ayat yang turun kepada Nabi, berjumlah 17.000 ayat, sedangkan Al Qur'an yang ada pada kita hanya berjumlah 6000 ayat lebih, pernyataan ini disebutkan oleh Al kulaini22 dalam kitabnya Al Kafi.

    1. Aqidah mereka tentang para Sahabat Nabi
Aqidah mereka berpijak pada pencacian, pencelaan, dan pengkafiran terhadap para sahabat.
Diriwayatkan dari Ja'far :"Semua sahabat sepeninggal Rosululloh murtad kecuali tiga", kemudian saya bertanya kepadanya: "Siapakah ketiga sahabat ini ?" Ia menjawab: "Al miqdad bin Aswad, Abu Dzar Al Ghifari dan salman Al Farisi."23
Al Majlisi menyebutkan, "Bahwa Ali Bin Al Husain berkata kepada sahayanya: "bagiku atas kamu hak pelayananm ceriratakan kepadaku tentang Abiu Bakar dan Umar? Maka ia menjawab: "Merka berdua adalah kafir, dan orang yang cinta kepadanya termasuk kafir juga."24
Dalam tasir Al Qummy surat An Nahl: 90 ditafsirkan dengan:
وينهى عن الفحشاء والمنكر و البغي......
Mereka menafsirkan "Al Fahsya'" dengan Abu Bakar dan "Al Munkar" dengan Umar dan "Al Baghyi" dengan Ustman. Mereka orang orang syi'ah mengatakan dalam kitab "Miftahul jinan": "Ya Allah, berikanlah sholawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya sholawa, dan la'natilah kedua patung Quraisy, kedua jibt (tukang sihir) dan thogutnya serta kedua anak perempuannya (maksudnya: Abu Bakar, umar, Aisyah dan Hafshoh).25
Setiap 10 Muharom, mereka membawa anjing lalu diberi nama Umar, lalu mereka semua memukulinya dengan tongkat dan melemparinya dengan batu sampai mati. Kemudian mereka juga mendatangkan kambing betina, yang dinamai dengan Aisyah, lalu mereka mencabuti buku-bulunya dan memukulinya dengan sepatu sampai mati.26
Mereka juga merayakan kematian Umar ra (tanda senang dengan kematiannya). Dan memberi penghargaan kepada orang yang berhasil membunuh beliau, dengan gelar "Pahlawan Agama".
    1. Aqidah tantang Imam mereka.
Imam Ja'far Ash Shodiq berkata: "Kami adalah gudang Ilmunya Allah dan kami penterjemah perintah Allah dan kami adlah orang yang ma'sum, diwajibkan taat, dan dilarang menyelisihi kami, dan kami menjadi saksi atas perbuatan manusia dilangita dan di bumi.27
Al khumaimi yang celaka berkata dalam salah satu tulisannya: "Bahwa para imam mereka lebih utama dari pada para Rosul dan Nabi, mereka juga memiliki kedudukan yang tidk tercapai oleh para malaikat dan rosul.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "Rofidhoh menyangka bahwasannya urusan agama kepada para pendeta, halal dan haram hanyalah yang menuru mereka dan konsep keagamaan adalah yang mereka syareatkan.28
    1. Aqidah Rofidhoh tentang Roj'ah
Menurut mereka Roj'ah yaitu kembali hidup setelah mati sebellum hari kiyamat.
Al mufid berkata: "Syi'ah Imamiyah sepakat keharusan hidupnya kembali sejumlah orang yang sudah mati..29
Syi'ah Imamiyah bukanlah yang pertama kali berkata bahwa, "Kembalinya imam setelah wafatnya, namun kebanyakan kelompok Syi'ah menyatakan bahwa sebagian imam mereka akan kembali setelah wafatnya. Disamping itu Syi'ah Imamiyah mempunyai aqidah ain tentang Roj'ah, yaitu roj'ahnya Nabi Saw dan ahlul baitnya sebelum tiba hari kiyamat. Begitu pula roj'ahnya musuh-musuh mereka.30
Roj'ah yang akan dialamai oleh akhir imam Syi'ah yang disebut dengan "Al Qoim" (inilah yang mereka juluki sebagai Al Mahdi) diakhir zaman, ia keluar dari sirdap (tempat persembunyian) dan akan menyembelih semua lawan politiknya dan akan mengembalikan kepada orang-orang syi'ah hak-hak mereka yang tela dirampas oleh kelompok-kelompok sepanjang abad.31
Al Majlisi mengatakan dalam bukunya Haqqul Yakin mengutip perkataan Muhammad Al Baqir: "Jika Al Mahdi muncul, ia akan menhidupkan Aisyah Ummul Mu'minin untuk dihukum.32
    1. Aqidah Rofidhoh tentang Taqiyah.
Definisi Taqiyah menurut tokoh mereka adalah: "Suatu ucapan dan perbuatan yang anda lakukan tidak sesuai dengan keyakinan, untuk menghindari bahaya yang mengancam jiwa anda, harta, atau untuk menjaga kehormatan anda.33
Mereka beranggapan bahwa Rosulullloh Saw pernah melakukannya, yaitu ketika seorang tokoh munafiq, Abdulloh bin Ubai bin Salul meninggal dunia, dimana dia datang untuk mensholatinya, maka Umar bin Khothob berkata kepadanya: "Tidakkah Allah telah melarangmu untuk melakukan hal itu (berdiri diatas kuburan orang muhafiq ini), maka Rosululloh menjawab: "Celakalah engkau, tidakkah aku tahu apa yang aku baca?, sesungguhnya aku mengucapkan: "Ya Allah, isilah mulutnya dengan api dan masukkan kedalam api."34
Dinukil Al Kulaini dari Abu Abdillah, "Jagalah agama kalian, tutupilah dengan Taqiyah, tidak dianggap beriman sesorang sebelum ia bertaqiyah."35
Tokoh Syi'ah Al Qummi dalam kitabnya Al I'tiqod, mengatakan sebagi berikut: "Taqiyah itu wajib tidak boleh dihilangkan sampai Al Qoim (Imam yang ghoib) muncul. Barang siapa meninggalkannya sebelum kemunculan Al Qoim, ia telah murtad dari agama Allah dan agama syia'h imamiyah, dan ia telah menyalahi Allah, RosulNya dan para Imam36
    1. Aqidah Rofidhoh tentang Ath Thinah.
Ath Thinah adalah tanah kuburan Husain ra.
Dinukil oleh Muhammad An Nu'man Al Harisi yang dijuluki dengan Asy Syaikh Al Mufid salah seorang pembawa paham kesesesatan dalam bukunya Al Mazar dari Abu Abdillah ia berkata: "Tanah kuburan Al Husain adalah obat untuk segala penyakit, ia adalah obat yang paling agung."
Abdulloh berkata: "Usaplah langit-langit mulut anakmu dengan debu kuburan Al Husain,"
Diriwayatkan ada seseorang bertanya: "As Shodiq tentang faedah penggunaan tanah kuburan Al Husain, maka Ash Shodiq menjelaskan kepadanya: "Jika makan tanah kuburan ini bacalah!: "Ya Allah, saya memohon kepadamu dengan perantaraan malaikat yang telah menggenggamnya dan memohon kepadamu dengan peranaraan Nabi yang telah menyimpannya, dan dengan perantaraan Washi (Ali ra) yang telah bersemayam di dalamnya, agar Engkau berikan sholawat kepada Muhammad dan keluarganya, serta jadikanlah tanah ini sebagai obat untuk segala penyakit, dan keselamatan dari segala ketakutan dan penjagaan dari segala keburukan."
Abu Abdillah juga pernah ditanya tentang kasiat tanah tersebut, lalu ia jawab: "Biji tasbih yang terbuat dari tanah kuburan Al Husain dapat bertasbih meskipun orang itu tidak bertasbih."37
Orang Rofidhoh mengaku bahwa orang Syiah diciptakan dari tanah khusus dan orang sunni dari tanah yang lain, kemudian kedua tanah tersebut di campur dengan cara tertentu, sehinga ketika ada dalam diri orang syi'ah kema'siatan dan tidakan kriminalitas dikarenakan terpengaruh dengan tanah asal di ciptakan orang sunni. Dan apabila terdapat dalam diri orang sunni di cap baik dan amanah, maka karena bahan ciptaan orang syi'ah.38
    1. Aqidah Rofidhoh tentang Ahlus Sunnah.
Ash Shoduq meriwayatkan suatu riwayat yang disandarkan kepada Daud bin Farqod dalam bukunya Al Illal bahwa beliau berkata: "Saya bertanya kepada Abu Abdillah, apa pendapat anda tentang An Nasib? Ia menjawab: "Halal darahnya, tapi saya menghawatirkan keselamatan anda, maka jika anda mampu menggulingkan tembok sehingga merobohi orang Ahlus Sunnah, atau menenggelamkannya dilautan, sehingga tak ada yang menyaksikan atas perbuatanmu maka lakukanlah, kemudian saya bertanya lagi, "Bagaimana pendapat anda tentang hartanya? Ia menjawab: "Ambillah! jika anda bisa."39
Bahkan dari mereka ada yang mengatakan bahwa kekufuran orang –orang Ahlus Sunnah lebih besar dari kekufuran orang-orang yahudi dan Nasroni, dikarenakan mereka menganggap Ahlus Sunnah murtad, sedangkan orang murtad lebih besar kekufurannya di bandingkan orang –orang kafir asli.
Dari situlah, mengapa mereka lebih mau membantu orang-orang yahudi dan nasroni dari pada dari pada kaum muslimin dalam peperangan. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiayah: "Orang-orang rofidhoh telah membantu Tatar, ketika memerangi negara-negara islam."40
Kesesetan mereka juga juga bisa dilihat dari jawaban Abu Ja'far saat ditanya oleh Al Fudhail bin Yasar tentang boleh dan tidaknya mengawinkan wanita rofidhoh dengan Ahlus Sunnah? Ia menjawab: "Tidak, karena laki-laki Ahlu Sunnah itu kafir." 41
Pernyataan mereka itu sangat bertentang sekali dengan sabda Rosululloh Saw diriwayatkan dari Ibnu Umar ra:
كنا نخير بين الناس في زمن رسول الله صلى الله عليه وسلم فنخير أبا بكر ثم عمر ثم عثمان ( رواه البخاري)
"Kami pernah memilih manusia terbaik (selain Rosululloh, maka kami memilih Abu Bakar lalu Umar lalu Ustman. (HR. Bukhori)
Ibnu Asakir: "Kami mengutamakan Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali."
J. Aqidah mereka tentang nikah mut'ah dan keutamaannya
Mut'ah memiliki keistemaan yang besar didalam Aqidah mereka. Dikatakan dikatakan dalam buku Minhajus Shodiqin yang ditulis oleh Fathulloh Al Kasyani, dari Ash Shodiq, bahwasannya nikah mut'ah adalah bagin dari agamaku dan agama nenek moyangku, dan barangsiapa yang mengingkarinya berarti ia telah mengingkari agama kami, bahkan bisa dianggap beragama dengan agama selain agama kami. Dan anak yang dilahirkan dari hasil perkawinan mut'ah lebih utama dari pada anak yang dilahirkan melalui nikah yang tetap, dan orang yang meangingkari nikah mut'ah, ia telah kafir dan murtad.42
Abdillah bin Sinan dai Abi Abdillah ia berkata: "Sesungguhnnya Allah Swt mengharamkan atas orang-orang syi'ah segala minuman yang memabukkan dan menggatikannya dengan Mut'ah."43
Adapun jumlah wanita yang dimut'ah oleh mereka tidak terbatas. Sebagaimana pernyataan salah sau ulama' mereka. Dari Muhammad bin Abu Ja'far, ia berpendapat tentang mut'ah, bahwa ia tidak hanya terbatas empat wanita, karena mereka tak perlu dicerai, tidak mewarisi, hanya saja mereka itu adalah dikontrak.44
Syaikh Abdullah Jibrin berkata: "Orang-orang Rofidhoh mengahalalkan nikah berdalil dengan firman Allah Swt:
"Dan (diharamkan juga kamu mengkawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu sebagai ketetapanNya atas kamu. Dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari istri-istri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka istri-istri yang kamu nikmati (campuri) diantara mereka, berrikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban, dan tidalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling melakukannya, sesudah menentukan mahar." (Qs. An Nisa' :24)
Namun maksud dalil yang mereka pakai bukanlah nikah mut'ah tetapi itu adalah nikah yang sebenarnya, yaitu dimulai dari ayat ke-19 sampai ayat diatas.
Kemudian dijelaskan pula didalam sebuah hadits dari Arrobi bin Subrah bin Al Juhaini. Sesungguhnya bapaknya menceritakan kepadanya, bahwa ia pernah bersama Rosululloh Saw beliau bersabda:
يا أيها الناس إني كنت أذنت لكم في الإستمتاع من النساء وأن الله قد حرم ذلك إلى يوم القيامة, فمن كان عنده منهم فليخل سبيله ولا تأخذوا مما أتيموهن شيئا (رواه مسلم)
"Wahai manusia, sesungguhnya saya pernah membolehkan bagi kalian nikah mut'ah (bersenang-senang dengan wanita). Ketahuilah, bahwa Allah telah mengharamkannya sampai hari kiyamat, maka barang siapa masih memilikinya, hendaknya dilepaskan dan jangan kalian ambil sedikitpun dari apa yang telah kalian berikan." (HR. Muslim, no.1406)
Tidak sampai disitu, mereka juga memperbolehkan mendatangi istrinya lewat duburnya.
Dari Ali bin Al Hakam, ia berkata: "Saya pernah mendengar Shofwan berkata: "Saya berkata, "Saya berkata kepada Ar Ridho,"Seorang lelaki dari mantan budakmu meminta saya untuk bertanya kepadamu tentang suatu masalah yang mana ia malu menanyakan langsung kepadamu,"maka ia berkata: "Apa masalah itu? "Ia menjawab, "Bolehkah seorang lelaki menyetebuhi istrinya di duburnya? Maka ia menjawab, "Ya boleh baginya."45
  1. Aqidah mereka tetang kota Najf dan Karbala serta keutamaan menziarahinya.
Mereka meriwayatkan dari Ja'far Ash Shodiq bahwa Allah memiliki tanah haram yaitu Makkah, Rosululloh juga memiliki tanah haram yaitu Madinah Munawaroh, begitu juga Amirul Mukminin Ali bin Abi Tholib memiliki tanah haram yaitu kufah, dan kami memiliki tanah haram yaitu Qum.
Mereka juga menganggap bahwa tanah karbala lebih utama dari pada ka'bah. Didalam salah satu riwayat mereka, dari Abu Abdillah, ia berkata: "Sesungguhnya Allah menurunkan wahyunya kepada ka'bah dengan mengatakan, "jika bukan karena imam yang bersemayam ditanah Karbala, Aku tidak akan menciptakanmu, dan Aku tidak akan menciptakan masjid yang engkau banggakan, diamlah kamu jangan bertingkah, jadilah tumpukan dosa, hina dina, yang dihinakan dan jangan sombong kepada tanah Karbala, jika tidak, aku akan hempaskan kau ke neraka jahannam.46
  1. Aqidah mereka terhadap hari As Syuro dan keutmaannya menurut mereka.
Pada 10 hari pertama dai bulan Muharom setiap tahun mereka mengadakan upacara kesedihan dan ratapan (berkabung), saat itu mereka melakukan demonstrasi dilapangan-lapangan umum, dengan memakai pakaian serba hitam, sebagai lambang kesedihan mereka, ini mereka lakukan untuk mengenang gugurnya Al Husain ra, dengan berkeyakinan bahwa ini merupakan sarana pendekatan kepada Allah yang paling agung. Mereka juga memukul –mukul pipi merek dengan tangan, memukul dada dan punggung, menyobek-nyobek saku, menangis berteriyak histeris dengan menyebut: "Ya Husain!, Ya Husain!!!"
Lebih-lebih pada tanggal 10 Muharom, mereka memukuli diri sendiri dengan cemeti dan pedang, sebagimana yang terjadi dinegara yang dikuasai oleh Rofidhoh seperti Iran.
Tatkala salah seorang gembong dari mereka ditanya tentang itu, maka ia jawab: "Bahwa itu semua merupakan syi'ar ajaran Allah, sebagaimana tersebut dalam firmanNya:
ومن يعظم شعائر الله فإنها من تقوى القلوب ( الحج : 32 )
"Demikianlah (perintah Allah), dan barang siapa yang mengagungkan syi'ar-syi'ar Allah, maka seseungguhnya itu timbul dari keyakinan hati." (Qs. Al Hajj : 32)
  1. Aqidah mereka tentang Bai'at
Rofidhoh beranggapan bahwa seluruh pemerintahan, selain pemerintahan imam mereka yang jumlahnya 12, dianggap tidak syah dan batal.
Dari Abu Ja'far, ia berkata: "Setiap bendera .yang dikibarkan sebelum bendera imam mereka Al Qoim Al Mahdi pemiliknya dianggap thoghut.47
ALmajlisi memberikan komentar kepada tiga kholifah Abu Bakr, Umar dan Utsman, "Bahwa mereka adalah para perampok kekuasaan, penghianat, dan murtad dari agamanya. Semoga Allah laknat kepada mereka, dan kepada orang-orang yang mengikutinya, dikarnakan kedholiman yang diakukannya kepada keluarga Nabi Dari generasi pertama dan sesudahnya."48
  1. KOMENTER PARA ULAMA' TENTANG MEREKA
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "Para ulama' sepakat bahwa Rofidhoh adalah salah satu sekte paling besar dustanya, kedustaannya sudah dikenal sejak lama, oleh sebab itu para ulama' memberikan cap dengan kelompok yang banyak dustanya."
Ibnu Kastir memberikan penafsiran tentang firman Allah Qs. Al Fath : 29. Imam Malik mengambil kesimpulan dari ayat ini tentang kafirnya orang-orang Rofidhoh karena mereka telah membenci para sahabat Nabi, dikarenakan orang yang membenci sahabat adalah kafir berdasarkan ayat di atas.
Imam Al Qurtubi berkata: "Sungguh Imam Malik telah berpendapat dengan sebaik-baik pendapat, dan penafsirannya benar dan tidak salah, sebab orang yang mencaci salah satu sahabat Nabi atau mencela riwayatnya, maka pada dasarnya ia telah menolak Allah dan membatalkan syare'at Islam."49
Muamil bin Ahab berkata: "Saya mendengar Yazid bin Harun berkata, "Bisa diterima riwayat seorang pelaku bid'ah, selama tidak mengajak kepada kebid'ahannya, kecuali Rofidhoh, selamanya tidak bias diterima riwayatnya dikaeanakan mereka pendusta."
Muhammad Bin Sa'id Al Asbahani berkata: "Saya mendengar Syuraik50 berkata: "Ambillah ilmu dari siapa saja yang anda jumpai kecual dari Rofidhoh, karena mereka membuat hadist sendiri dan menjadikannya sebagai agama."
Muawiyah berkata: "Saya mendengar Al A'amasi berkata: "Saya menjumpai segolongan manusia yang dikenal dengan "kaum pendusta" mereka ini adalah temen-temen Al Mughiroh bin Said seorang pendusta Rofidhoh, sebagaiman yang dikatakan oleh Adz Dzahabi.51
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "Orang-orang Syia'h tidak berinteraksi kepada seseorang melainkan ia menggunakan kemunafikannya, karena agama yang meraka yakini adalah agama yang rusak, mendorong untuk berbuat kebohongan, penghiyanatan, penipuan taerhadap orang, dan selalu mengharapkan keburukan pada orang, mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudhorotan, tidak meninggalkan keburukan selama mampu melakukannya, mereka dibenci oleh orang yang belum mengenalnya, meskipun orang tersebut tidak mengetahui bahwa dia orang Syi'ah, disebabkan tanda-tanda kemunafikannya nampak dimuka mereka dan kesalahan yang banyak dalam ucapannya."52

  1. KAFIRKAH MEREKA?
Syi'ah lebih tepat kita sebut dengan Rofidhoh karena sikap mereka yang berlebih-lebihan terhadap Ali ra. Padahal beliau sendiri tidak setuju terhadap sikap tersebut. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan: "Mereka adalah firqoh yang paling dusta diantara Ahlul Ahwa' yang ada dan paling besar kesyirikannya. Tidak didapatkan satupun ahlul ahwa' yang paling dusta dan paling jauh dari tauhid dibandingkan dengan firqoh ini. Mereka berani merobohkan masjid-masjid Allah yang disebut nama Allah didalamnya, mereka juga telah mengosongkan masjid-masjid dari sholat Jama,ah, sholat Jum'at, dan meramaikan perayaan-perayaan yang diadakan diatas kuburan yang jelas telah dilarang oleh Allah dan RosulNya.53
Selanjutnya beliau juga menyebutkan lagi: "Rofidhoh adalah umat yang hina yang tidak mempunyai akal dan dalil yang shohih, agamanya tidak akan diterima dan dunianya pati merugi."54
Diriwayatkan oleh Al Kholal dari Abu Bakar Al Mawarzy, ia berkata: "Saya bertanya kepada Abu Abdillah (Imam Ahmad) tantang orang yang mencela Abu Bakar, Umar dan Aisyah, maka beliau menjawab: "Ia tak termasuk lagi dalam agama Islam".55
Al Khollal berkata: "berserita kepada saya Harb bin Ismail Al Karmani maengatakan, bahwa Musa bin Harun bin Ziad berkata: "Saya mendengar seseorang bertanya kepada Al faryabi tentang orang yang mencaci dan mencela Abu Bakar, ia jawab: "Orang itu kafir! Lalu apakah ia disholatkan? Ia jawab: "tidak !".56
Badan Riset Ilmiyah dan Fatwa Saudi Arabia ini pernah ditanya, "Bahwa seorang penanya dan orang-orang bersamanya berdomisili dibelahan berdekatan dengan Iraq, disana terdapat suatu Jama'ah yang mengikuti madzhab Ja'fariyah, dimana sebagiaan dai mereak tidak mau memakan sembelihan madzhab ini, dan sebagian madzhab lain bersedia memakan sembelihannya, Apakah halal bagi kami makan sembelihan mereka, sedangkan mereka berdo'a baik dalam keadaan sempit atau lapang kepada Ali bin Abi Tholib, Hasan dan Husain serta pembesar-pembesar mereka yang lainnya?
Maka badan Ilmiyah dan Fatwa Saudi Arabiya yang diketuai oleh Syaikh Abdul Azis bin Abulloh bin Bazz, Syaikh Abdur Rozaq Afifi, Syaikh Abdulloh bin Ghudayan dan Syaikh Abdulloh bin Qu'ud, menjawab: "Jika permasalahannya seperti yang anda sebutkan diatas yaitu mereka berdoa kepada Ali bin Abi Tholib, Al Hasan, Al Husain dan pembesar-pembesarnya, maka mereka ini tergolong orang yang menyekutukan Allah (Musyrikun) murtad (keluar dari agama), karena ia adalah bangkai, meskipun disaat penyembelihannya mereka menyebut Allah.57
Dari jawaban para Ulama' Badan Riset diatas "Kalau yang anda tanyakan demikian", maka kita tidak bisa menentukan, apakah golongan syi'ah ini kafir apa tidak ?, tanpa dengan mengetahui keadaan mereka terlebih dahulu, apakah yang mereka lakukan itu bid'ah yang mukafiroh (mengeluarkan dari agama) ataukah hanya sekedar bid'ah yang tidak mukafiroh".

1 Tahdzibul Lughoh: III / 61. Dinukil dari kitab dhirosatul firoq, hal :69.
2 Tasir Al Qu'anul 'Adzim: III /131.
3 Jami'ul bayan: XIII /129. Dinukil dari kitab Dirosatul Firoq, hal: 71.
4 Tahadzib Al Lughoh: III /63. Dinukil dari Ibid
5 Firoqun Mu'asiroh: 1 / 132-133.Dinukil dari Dirosatul Firoq, hal : 72.
6 Al Maq1olat wal firoq, Al qummi hal : 10-21(Dinukil dari kitab Meniyingkap Aqidah Syi'ah Syaikh Abdulloh bin Muhammad, hal :4)
7 Al Bihar karangan Al Majlisi, hal 68, 96, 97(termasuk referensi moderen mereka). Dinukil dari kitab Manyingkap kesesetan Aqidah Syi'ah, oleh Syiakh Abdulloh bin Muhammad, Hal : 7
8 TA'liqot ala Matni Lum'atil I'tiqod, oleh syaikh Abdulloh Al Jibrin, hal :108. Dinukil dari Ibid.
9 Maqolatul Islamiyin, Muhammad Abdul Hamid, hal: 1/89 di fotnot
10 Ibid. hal : 1/89.
11 Dairathul Maarif, hal: 4/67.
12 Al Maqrizi dalam Al Khuttoth, hal : 2/351.
13 Milal wan Nihal, hal: 147.
14 Al Bagdadi dalam Al Farqu bainal Firoq, hal: 41.
15 Minhajus Sunnah, Ibnu Taimiyah: 16.
16 Ushulul Kaafi, hal: 40,dinukil dari kitab Menyingkap Aqidah Syi'ah, Syaikh Abdulloh bin Muhammad, hal: 11.
17 Al Khulaini Ushulul kafi dalam kitabut Tauhid, hal 1/331. dinukil dari kitab ibid.
18 Minhajus Sunnah Ibnu Taimiyah, hal, 1/20. dinukil dari ibid, hal: 13.
19 At Tauhid, Ibnu Babawaih, hal 57. Dinukilo dari Ibid : 14
20 As Syi'ah dan Al Qur'an, Ust. Ihsan Ilahi dhohiri, hal : 15
21 Perbandingan antara Sunnah dan Syi'ah, Abdulloh bin Sa'id Al junaidi, hal : 7-8.
22 Al kilaini dianggap pengarang terbesar dan sebagai rujukan terbesar tentang ushul dan furu' mereka. Bahkan mereka menganggapnya lebih utama dai kitab Shohih Bukhori.
23 Furu'ul Kafi karangan Al Kulaini, hal:115. Dinikil dari kitab Ibid hal:22
24 Haqqul Yaqin, oleh Al Majlis, hal :522. Dinukil dari Ibid
25 Tafsir Al qummy, hal : 218. dinukil dari Ibid, hal : 23.
26 Tabdiduhz wa Tanbihun Niyam, oleh Ibrohim Al Jibhan-semoga Allah menjaganya-,hal 27. Dinukil dari kitab Ibid.
27 Ushul Kaafi,hal:156, yang dikutib oleh Al Kulaini. Dinukil dari Kitab Ibid : 28.
28 Minhajus Sunnah, 1/481. Dinukil dari kitab Ibid, hal :29.
29 Awailul Maqolat, oleh Al mufid, hal :51. Dinuil dari ibid :33.
30 Jawami'ul Kalam 1/12-14. Dinukil dari kitab Ma'as Syi'ah Al Istna 'asaro fiel ushul wal Furu' oleh Ali Ahmad As Salusi, hal: 318
31 Al Khutut Al 'Aridhoh, oleh Muhibudin Ar Khatib, hal 80. Dinukil dari kitab Ibid : 33.
32 Haqqul yaqin, oleh Muh. Al Baqir Al Majlisi, hal: 37. Dinukil dari Kitab ibid hal:34.
33 As Syiah fil Mizan, oleh Muh. Jawad Muqriyah, hal: 48. Dinukil dari ibid Hal 35.
34 Fur'ul Kaafi Kitabul Janaiz, hal: 188. Dinukil dari Ibid :36.
35 Ushulul Kafi, hal : 482-483. Dinukil dari Ibid .
36 Al I'tiqod, hal :114-115. Dinukil dari Kitab perbandingan antara Sunnah dan Syi'ah: 85.
37 Kitabul mazar, oleh Al Mufid, hal :125(karangan ulama' mereka). Dinukil dari ibid: 38.
38 Kitab menyingkap Aqidah Syi'ah, oleh Syaikh Abdulloh bin Muhammad, hal : 39.
39 Al Mahasin Nafsaniyah, hal : 166.
40 Majmu' Fatawa: 35/1510).
41 Wasailus Syiah, oleh Al Hur Al Amili, 7/431, At Tahdzib : 7/303.
42 Hal: 356.
43 Oleh Al Qummy dalam bukunya Man laa yadhurruhul Faqih, hal :330. Dinukil dari ibid:44.
44 Al Furu' minal Kaafi, 2/43, At Tahdzib, 2/188. Dinukil dari ibid hal:45.
45 Al Ibtishor: 3/243. Di nukil dari Ibid:50
46 Kitabl Bihar: 10/107.
47 Al Kafi Syarh Al Mazindarani, 12/378. dan Katabul Bihar, 25/113.
48 Kitabul Bihar, oleh Al Majlisi: 4/385.
49 Dasar-dasar Madzhab Syi'ah Imamiyah karangan Dr. Nashir Al Qifari: 3/1250.
50 Syuraik disini adalah Syuraik bin Abdulloh yaitu hakimnya kta Kufah.
51 Minhajus Sunnah, Ibnu Taimiyah: 1/59.
52 Minhajus Sunnah, Ibnu Tauimiyah, hal: 3/360.
53 KItab Iqtidhous Shirothol mustraqim Mukholafatu Ashabil Jahiim, Ibnu Taimiyah, hal: 391.
54 Ibid, hal: 359.
55 As Sunnah, oleh Al Khollal: 3/493 . Dinukil dari Menyingkap kesesatan Aqidah Syi'ah, hal:68
56 As Sunnah, Al Khollal: 493. Dinukil Ibid.
57 Fatwa Lajnah Ad Daimah, hal : 2/ 272    
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

INFORMATION